A.Air Secara Umum
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom Hidrogen dan Oksigen. Sebuah molekul air terdiri dari satu atom O yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan molekul-molekul air lainnya bergabung dengan satu ikatan hidrogen antara atom H dan atom O dari molekul air yang lain.
Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan, sehingga air merupakan media transport utama bagi zat-zat makanan dan produk buangan/sampah yang dihasilkan dari proses kehidupan. Oleh karena itu, air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni, tetapi selalu ada senyawa atau mineral/unsur lain yang terdapat di dalamnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semua perairan di bumi ini telah tercemar. Sebagai contoh air yang berasal dari sumber air di daerah pegunungan atau daerah hulu sungai dapat dianggap sebagai air yang bersih.
B.Siklus Hidrologi
Persediaan air dunia diperoleh dari lima bagian siklus hidrologi, seperti terlihat pada Gambar 1. Sebagian besar dari air ditemukan dalam bentuk lautan dan samudra. Bagian lainnya berada dalam bentuk uap air di atmosfer.
Air tanah dan air permukaan mempunyai perbedaan sifat yang cukup besar. Perbedaan ini disebabkan oleh kandungan zat, baik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam perjalanan menuju laut. Air permukaan yang terkumpul pada danau atau waduk biasanya mengandung hara-hara yang dapat mendukung pertumbuhan ganggang. Air permukaan yang mengandung bahan organik mudah terurai dalam konsentrasi tinggi, secara normal mengandung bakteri dalam jumlah tinggi. Semua faktor itu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kualitas air permukaan.
C.Air Permukaan (Surface Water)
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa, dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off); dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai (river run off). Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju (terutama untuk wilayah ugahari), dan sisanya berasal dari air tanah. Wilayah di sekitar daerah aliran air sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment basin.
Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air tergenang (standing waters atau lentik) dan badan air mengalir (flowing waters atau lotik).
D.Perairan Mengalir (Lotik)
Salah satu perairan mengalir adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif cepat dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara menyeluruh dan tidak berbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan lentik. Kecepatan arus, erosi dan sedimenasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variable tersebut.
Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu air; sedangkan klasifikasi perairan lotik justru dipengaruhi oleh kecepatan arus atau pergerakan air, jenis sedimen dasar, erosi dan sedimentasi. Kecepatan arus dan pergerakan air sangat dipengaruhi oleh jenis bentang alam (landscape), jenis batuan dasar dan curah hujan. Semakin rumit bentang alam, semakin besar ukuran batuan dasar dan semakin banyak curah hujan, pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat.
E.Pencemaran Air Sebagai Penentu Kualitas Perairan
Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan, adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1).
Bahan pencemar air secara umum dapat diklasifikasikan seperti terlihat pada Tabel 1. Tidak semua perairan mengandung bahan pencemar yang sama atau semua bahan pencemar, karena terjadinya pencemaran ditentukan oleh banyak faktor.
Kualitas air mencerminkan komposisi senyawa-senyawa yang terlarut dalam suatu perairan yang dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia dan berkaitan dengan penggunaan air serta manfaatnya, yang dapat terhitung berdasarkan suatu besaran tertentu. Kualitas air dapat didefinisikan berbeda tergantung dinilai dari sudut pandang masing-masing pengguna. Sebagai contoh badan kesehatan (misal WHO atau Departemen Kesehatan Republik Indonesia) lebih mengedepankan kualitas air dilihat dari jumlah maupun jenis bakteri ataupun mikroorganisme lain agar air tersebut aman untuk dikonsumsi. Sedangkan nelayan menilai dari sisi kualitas kehidupan akuatik termasuk ikan, plankton dan organisme lain agar dapat tumbuh dan berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar