Minggu, 14 Maret 2010

Rumput laut (Seaweed), prospek permintaan, dan permasalahan komoditi.

Rumput Laut (Seaweed)

Indonesia merupakan negera kepulauan yang terdiri dari lebih 13.600 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kondisi perairan Indonesia yang luas dan subur mencerminkan potensi hasil laut yang cukup tinggi. Salah satu komoditi sumberdaya laut yang ekonomis adalah rumput laut. Dari ratusan jenis rumput laut yang tersebar di perairan pantai Indonesia, terdapat 4 jenis bernilai ekonomis yaitu marga Gracilaria, Gelidium dan Gelidiella sebagai penghasil agar, dan marga Hypnea serta Eucheuma sebagai penghasil carrageenan.


Istilah “rumput laut” adalah terjemahan dari “seaweed” yang merupakan nama dalam dunia perdagangan internasional untuk jenis-jenis alga (e) yang dipanen dari laut. Sebenamya penamaan rumput laut tidak tepat karena algae secara botanis tidak termasuk dalam golongan rumput-rumputan (Graminae). Nama agar-agar juga diberikan kepada jenis-jenis algae ini berdasarkan kandungan kimianya..Rumput laut merupakan bagian dari tanaman perairan (alge) yang diklasifikasikan ke dalam 2 kelas yaitu makro alge dan mikro alge. Rumput laut termasuk pada kelas makro alge, yaitu penghasil bahan-bahan hidrokoloid, selain mengandung bahan hidrokoloid sebagai komponen primernya, rumput lautpun mengandung komponen sekunder yang kegunaannya cukup menarik yaitu sebagai obat-obatan dan keperluan lain yang cukup penting seperti kosmetik dan industri lainnya.

prospek Rumput laut dari sisi permintaan
Prospek usaha rumput laut di masa mendatang cukup baik dan memberikan harapan. Sebagai contoh, permintaan dunia terhadap Eucheuma dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Bahkan menurut Doty permintaan dunia untuk jenis Eucheuma di- taksir dapat mencapai 10 kali produksi alami. Tiga perusahaan industri carrageenan terbesar didunia (USA, Denmark dan Prancis) setiap tahunnya membutuhkan rumput laut sebanyak 20.000 ton sedangkan yang tersedia di pasaran dunia hanya 18.000 ton/tahun.Kemudian Porse menunjukkan bahwa dewasa ini permintaan dunia untuk Eucheuma adalah 50.000 ton per tahun, sedangkan suplai hanya mencapai 44.000 ton per tahun, untuk memenuhi permintaan dunia masih diperlukan 6.000 ton per tahun. Dari sejumlah suplai Eucheuma, Indonesia hanya mensuplai 9 % - nya.

Permintaan (demand) akan rumput laut belakangan ini makin meningkat. Berdasarkan hasil kajian Divisi Research and Development Departemen Studi Makro dan Mikro Bank Ekspor Indonesia (BEI), perdagangan internasional rumput laut selama 2004 meningkat rata-rata 6% (dari sisi permintaan). Sedangkan, dari sisi persediaan (supply) hanya 5%. Artinya, dengan permintaan komoditas rumput laut yang lebih besar ketimbang produksinya, harga rumput laut diperkirakan meningkat pada masa mendatang.

Permasalahan komoditi dari sisi agribisnis
a. Usaha budidaya tidak didukung dengan pemasaran yang terpadu.para petani selalu berhadapan dengan tengklak yang cenderung menekan harga.
b. Kurang penyediaan bibit rumput laut yang berkualitas padahal bibit hanya boleh dipakai paling banyak 4x musim tanamsecara berturut-turut,setelah itu harus diganti,untuk menjaga stabilitas mutu produksi.
c. Tidak ada tenaga penyuluh yang khusus yang menangani rumput laut
d. Belum ada tata ruang yang membagi lokasi untuk usaha pembudidayaan
e. Sulit mencari lokasi budidaya laut dipantai utara dan selatan Jawa Tengah yang memenuhi syarat, baik ditinjau dari segi kondisi oceanografis maupun segi kondisi daratan.
f. Pasar lokal masih lemah dan daya beli masyarakat masih rendah dan pasar luar negeri masih terbatas.Karena itu perlu promosi di pasar lokal, domestik dan luar negeri.
g. Analisa ekonomi budidaya laut belum ada di Sumatera Utara, karena belum ada uji-coba yang telah memberi data mantap, karena itu masih perlu meneruskan dan mengembangkan uji-coba kultur laut ini.
h. Vegetasi daerah pantai dan estuaria dibanyak tempat telah rusak, terganggu atau habis, karena itu telah banyak daerah pengembangbiakan alami hewan laut dibawah kondisi minimal. Karena itu sumber benih alami untuk budidaya laut masa depan diharapkan dari pembenih-pembenihan (Hatcheries).

1 komentar:

  1. thx untuk infonya... sangat berguna. tolong posting lagi tentang rantai nlai rumput laut di indonesia.

    BalasHapus