Senin, 08 Maret 2010

Inspeksi Mutu Salak, Salak Pondoh, Snake Fruit, Salak Pronojiwo

Salak Pronojiwo
Pronojiwo Snake Fruit

Kabupaten Lumajang merupakan daerah agraris. Besarnya produksi padi menjadikan daerah ini sebagai lumbung padinya Jawa Timur. Selain itu ada juga Pisang yang terkenal dari kota lumajang yaitu pisang agung, dan salak pondoh yang disebut juga salak lumajang. Potensi yang tersedia untuk pengembangan tanaman salak terkonsentrasi di Kecamatan Tempursari seluas 250 Ha, Kecamatan Pronojiwo (120 Ha) dan Kecamatan Candipuro (75 Ha). Salah satu jenis salak yang mulai menjadi favorit adalah salak Pronojiwo yang merupakan evolusi dari salak pondoh. Salak ini memiliki daging yang lebih tebal, rasa yang lebih manis dan biji yang lebih besar.



1.Lokasi
Inspeksi dilakukan di salah satu kota di Jawa Timur yaitu Lumajang, kecamatan Pronojiwo. Kecamatan Pronojiwo mempunyai Luas Wilayah 40.55 Km2 terletak pada 112°54'09" - 113°01'09"BT dan 8°06'30" - 8°15'43"LS. Batas Kecamatan Pronojiwo yaitu di sebelah Utara Gunung Semeru (sehingga terpengaruhi abu gunung berapi) di sebelah Timur Kecamatan Candipuro, sebelah Selatan Kecamatan Tempursari dan sebelah Barat Kabupaten Malang. Kecamatan Pronojiwo secara administratif dibagi menjadi 6 Desa yaitu
1)Sidomulyo
2)Pronojiwo
3)Tamanayu
4)Sumberurip
5)Oro Oro ombo
6)Supiturang
Dan terdapat 25 Dusun

Salah satu pemilik usaha perkebunan salak pronojiwo yang terkenal adalah Sayat atau yang lebih dikenal dengan julukan Dugel yang memiliki kepanjangan Duit, Usaha, Golek, Ekonomi, Lancar. Pak Dugel seorang lulusan SR tahun 1965 memulai usahanya ketika terinspirasi oleh Pak Sugiyono (Pelopor) yang menjuarai salak Nasional, serta juara untuk Kontes Buah Se Jawa Timur Pada tahun 1997. Sampai saat ini ia telah memiliki 3,5 hektar perkebunan salak dalam 1 hektar terdapat 2500 anakan dan 1 pohon usia 3tahun keatas.

                                                           Gambar 1. Perkebunan Salak

Ketinggian lahan perkebunan salak pronojiwo milik pak dugel ini yaitu 840m diatas permukaan air laut sehingga telah memenuhi standar yang ada yaitu ketinggian minimal untuk lahan pembudidayaan salak adalah minimal 600-700m dpl.

Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman peneduh. Suhu yang paling baik untuk salak adalah antara 20-30°C hal ini dikarenkan Salak membutuhkan kelembaban tinggi, akan tetapi tidak tahan genangan air, suhu di perkbunana salak pronijiwo antara 24-25°C sehingga suhu ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Salak akan tumbuh dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi. begitu pula dengan budidaya salak ini dimana diketahui bahwa kelembabannya tinggi, Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab terlihat dengan sifat tanah tempat ditanamnya pohon-pohon salak yang tidak kering maupun tidak terlalu basah. Kebun salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.

Syarat untuk Kemiringan Lahan budidaya salak adalah ≤50C sehingga mhal ini akan mempengaruhi jalannyan air, karena salak tidak tahan terhadap genanganb air sehingga akanmengakibatkan kerusakan mutu salak. Kemiringan budidaya salak pronojiwo adalah ≤50C sehingga telah memenihi persyaratan untuk kemiringan lahan.

2.Tahapan Budidaya
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah pembibitan, yaitu penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan. sedangakan salak pronojiwo menggunakan pembibitan dengan cara vegetative yaitu pmbibitan dengan menggunakan tunas anakan atau cangkok.

Proses Pengolahan Lahan meliputi Jarak tanam, Lubang tanam, Bedengan dan Penggunaan pupuk dasar. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat 50 x 50 x 40 cm (memenuhi), dengan jarak antar 2 x 2 m (memenuhi) atau 3 x 4 m. penggunaan pupuk dasar teah memenihi dimana untuk setiap lubang diberi pupuk kandang (pupuk organik) sebanyak 2 kg

Pengairan merupakan aspek yang sangat penting dalam budidaya salak, salak membutuhkan kelembaban tinggi akan tetapi tidak boleh digenangi air. Sehingga sumber air harus di kelola dengan sangat baik. Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
Sumber Air dibagi berdasarkan waktunya adalah air yang diperoleh dari :
oTadah Hujan (musim hujan)
oTidak Tadah Hujan (musim kemarau)
Dimana keduanya telah dipenuhi persyaratannya oleh perkebunan salak pronojiwo. Untuk teknik pengairanya dibagi menjadi 2 yaitu
oDrainase
oTeknik lain

Teknik pengairan Drainase digunakan ketika dalam musim hujan diimana air4 hujan yang melimpah menjadi sumber pengairan utama, drainase dilakukan dengan cara alami dimana air hujan akan mengairi lahan dan bila kelebihan air maka aka nada saluran yang dibuat untuk mmbuang kelebihan air di lahan sehingga kadar air dalam tanah tidak akan berlebihan yang akan mengakibatkan tanaman rusak.teknik lain yang digunakan bila dalam musim kemarau adalah dengan teknik Irigasi tetes, teknik yang digunakan pak Dugel ini dilakukan dengan cara mengalirkan air dari sungai yang berjarak 4 km dari perkebunannya, tiap salak memiliki pipa paralon sendiri yang telah dilubangi untuk dialiri air ketika musim kemarau.

Pemeliharaan, setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi salak yang baik dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi tanaman salak.

Penjarangan dan Penyulaman, untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5. Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya.

Cara penyulaman Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak kayu
a.Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
b.Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20 cm
c.Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm
d.Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan menghadap ke Timur
e.Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air.
f.Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10 x 10 cm
g.Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.

Awal musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman. Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik agar akar- akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan, dilakukan dengan hati-hati.

Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim penghujan. Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas beberapa jenis gulma. Akan tetapi budidaya salak pronojiwo ini tidak memiliki masalah dengan gulma sehingga telah memenuhi persyaratan.

Pembubunan, Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.

Pemupukan, Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Untuk pekebunan salak pronojiwo ini digunkan adalah pupuk organic. Pupuk organic yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang (dari kotoran kambing). Pemberhentian pemberian pupuk kimia telah dilakukan pemilik karena menginginkan tercapainya target Free Trade tau perdagangan bebas pada tahun 2010 yang dimana pangan yang dinginkan adalah pangan organic bebas pestisida dan bahan kimia lainnya, sehingga pemilik menggunakan pupuk organic dari ternak kambing milik sendiri.

Hama merupakan hal yang ditakutkan oleh para pemilik perkebunan, di dalam budidaya salak sering dilaporkan hama yang mengganggu yaitu:
1.Kutu wol /putih (Cerataphis sp.), Hama ini bersembunyi di sela-sela buah.
2.Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
3.Babi hutan, tupai, tikus dan luwak

Pengendalian:
a.untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri
b.untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit, klerat dan lain-lain
c.untuk memberantas Luwak dan Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.

Perkebunan salak pak dugel telah memenihi persyaratan karena di lahan perkebunannya tidak ada hama yang menyerang dikarenakan pengelolaannya yang baik.
Penyakit pada salak, yang sering menyerang salak adalah :
1.Penyakit cendawan putih,
Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik. Pengendalian: mengurangi kelembaban tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
2.Noda hitam
Penyebab: cendawan Pestalotia sp. Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada daun salak.
3.Busuk merah (pink)
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor. Gejala: adanya pembusukan pada buah dan batang. Pengendalian: tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat tertentu.

Tanaman salak pronojiwo yang diinspeksi langsung tidak memiliki penyakit seperti diatas, dilihat dari fisik pohon yang tidk memiliki ciri-ciri penyakit seperti yang disebutkan diatas sehingga telah memenuhi persyaratan.

Perempalan dan Pemangkasan, Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara yang kurang lancer diperbaiki.

Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.

Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan, dilakukan pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas tanaman.
Pemangkasan daun salak dilakukan sampai pada pangkal pelepahnya. Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan. Alat pangkas yang digunakan adalah golok atau gergaji yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik dan optimal.

Pemanenan, Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan denganncara petik pilih.

Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur 6 bulannsetelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai buah dan beraroma salak.

Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai tandannya.

Periode panen Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:
1.Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
2.Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli
3.Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April.
4.Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan Oktober - Januari.
(Sumber : Data Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS, 2000 )

Hasil produksi, Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar. Perkbunan salak pak dugel memiliki buah yang bagus sehingga hasil yang diperoleh dalam 1 hektar adalah 25 ton, dari total kebun yang dimilikinya yaitu 3,5 hectar berarti hasil yang diperoleh adalah 87,5 ton.
                                           Gambar2. Pak Dugel (Pemilik Perkebunan Salak)

Pasca panen, Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan pascapanen.

Pengumpulan, Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.

Penyortiran dan Penggolongan, Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. juga bertujuan untuk membersihkan buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.
Grading/penggolongan bertujuan untuk:
1.mendapat hasil buah yang seragam (ukuran dan kualitas)
2.mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas
3.mendapatkan harga yang lebih tinggi
4.merangsang minat untuk membeli
5.agar perhitungannya lebih mudah
6.untuk menaksir pendapatan sementara.

Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak,bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.
a. Salak mutu AA (betul-betul super, kekuningan, 1kg= 12 buah)
b. Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak terlalu kecil, dan sehat)
c. Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30 buah)
d. Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual.

Pengemasan dan Pengangkutan, Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.

Pengemasan untuk buah segar:
1.alat pengemas harus berlubang
2.harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari luar
3.dapat diangkut dengan mudah
4.ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah.

Syarat-syarat pengangkutan untuk buah-buahan:
1.Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
2.Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
3.Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.

Pada hasil inspeksi wawancara diketahui bahwa teknik pemasaran yang dilakukan selain menjual ke distributor yaitu dengan cara pemesanan Via phone call dan juga pembeli yang dating sendiri untuk membeli salak secara langsung.

3.Mutu Sensoris
Mutu suatu produk berhubungan dengan kepuasan pelanggan yaitu sesuai dengan tujuan, kegunaan, memenuhi persyaratan, serta dilakukan dengan benar untuk pertama kali hingga seterusnya. Kepuasan pelanggan dipengaruhi olh 3 faktor yaitu Mutu, Biaya, dan Waktu. Bila mutu rendah maka reputasi akan hilang, bila biaya terlalu mahal maka tidak akan bisa dijual, dan bila waktu terlambat maka penjualan akan hilang. Untuk suksesnya bisnis dan kepuasan pelanggan terpenuhi maka harus mencapai keseimbangan antara mutu, biaya, dan waktu.

Standar mutu salak di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992. Yaitu, Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.
a.Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
b.Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras, cara uji organoleptik
c.Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik
d.Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam, cara uji SP-SMP-310-1981
e.Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1 %, cara uji SP-SMP-311-1981
f.Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara uji organoleptik

                                             Gambar 3. Salak Pronojiwo dan Chica Mayonnaise

Mutu dari salak yang baik menurut standar sensoris adalah: Dari aspek rasa manis sampai sangat manis salak pronojiwo berada pada rasa manis hingga sangat manis, dari segi ukuran salak pronojiwo berukuran besar hingga besar dan berdaging tebal. Sedangkan dari aspk warna yaitu warna kulit coklat kehitaman, sehingga dapat dietahui bahwa Mutu sensoris salak pondoh pronojiwo telah memenuhi standar.

4.Peralatan yang digunakan
Untuk mempermudah pelaksanaan budidaya salak pondoh pronojiwo dibutuhkan peralatan perkebunan yang memenuhi standar yaitu diantaranya adalah ; Cangkul yang dibutuhkan untuk mencangkul tanah ketika menanan ataupun menggali tanah, Garpu, Golok untuk memangkas tanaman, Sabit unuk menyabit rumput (adanya rumput akan menggangu fisiologi tanaman salak serta memicu adanya hama), Keranjang untuk wadah salak yang dipanen, Sapu lidi untuk membersihkan permukaan salak, Peralatan lain yang digunakan dalah proses penanganan salak dari awal proses hingga akhir proses.


KESIMPULAN

Inspeksi tidak berarti untuk memastikan tentang kualitas. Tujuan dari inspeksi adalah untuk mengumpulkan informasi yang digunakan untuk memahami dan meningkatkan proses dalam memproduksi barang dan jasa.
Perkebunan salak pronojiwo telah memiliki mutu yang baik dimana aspek-aspek mutu yang ditentukan telah terpenuhi dengan baik mulai dari aspek Lokasi, Tahapan Budidaya, Mutu sensoris, hingga peralatan yang digunakan. Untuk itu perlu dipertahankan bahkan terus ditingkatkan lagi demi memenuhi sasaran mutu yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. (1995). Salak Pondoh. Proyek Informasi Pertanian. Daerah Istimewa Yogyakarta.
Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.
http://www.ristek.go.id/salak/
http://www.all4webs.com
http://wikipedia.org/wiki/pronojiwo
http://wikipedia.org/wiki/salak
http://lumajang.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar