Jumat, 13 April 2012

Sosiologi Organisasi Industri

STRUKTUR ORGANISASI INDUSTRI
A. Model Birokrasi Organisasi Industri
Prasyarat Organisasi Industri
1. Organisassi diarahkan secara sengaja kepada pencapaian suatu tujuan atau sejumlah tujuan.

2. Industri berkecimpung dalam proses produksi yang dirancang untuk mengubah materil dari satu bentuk ke bentuk lain dengan cara yang paling efisien
a. Semua proses teknis industri merupakan sistem yang sangat terkoordinasi
b. Kebutuhan untuk koordinasi adalah kebutuhan untuk spesialis
c. Produksi industri selalu menuntut pertambahan sejumlah pengetahuan spesialisasi
d. Industri modern semakin membutuhkan rencana jangka panjang dengan kalkulasi rasional



3. Industri harus mencantumkan jumlah prasyarat buruh, melatih, memotivasi dan mencegah kegiatan yang mengganggu sistem produksi.

4. Organisasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar (eksteren) yang berpengaruh terhadap lingkungan intern.
Struktural Organisasi Industri Organisasi Industri yang berhasil harus memenuhi tuntutan yang dibebankan oleh :
1) Tujuan organisasi untuk memproduksi secara efisien dan untuk mencari keuntungan
2) Kebutuhan produksi : koordinasi, spesialisasi, keahlian, perencanaan
3) Kebutuhan untuk memobilisasi dan mengendalikan kapasitas manusia
4) Tekanan dari luar Pola Kekuasaan dan Wewenang

Organisasi Industri adalah sistem bertingkat (diatur secara hirarkis) dari kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan membutuhkan tradisi, karisma dan harus bersandar kepada hak yang sah untuk memerintah dan menuntut kepatuhan. Wewenang setiap jabatan ditentukan oleh peraturan yang antara lain secara teliti membatsi luas wewenang Organisasi Departemen Pembagian organisasi menjadi berbagai seksi atau departemen mengikuti jalur fungsional ; yaitu sekumpulan peran, peralatan teknik dan personalia yang diorientasikan kepada sub-tujuan. Departemen lini, yaitu sektor dimana proses produksi yang sebenarnya dilakukan. Departemen staf, yaitu departemen yang tidak langsung berurusan dengan proses produksi. Departemen yang berada paling jauh dari semua lini produksi, yaitu departemen yang berurusan dengan “hubungan ekstern” Struktur Peran dalam Organisasi Industri

Organisasi Industri ditandai oleh :
1) Sistem wewenang yang berdasarkan kekuasaan dan ditata pada jalur-jalur hirarkis.
2) Departementalisasi fungsi-fungsi, bagian paling penting adalah departemen yang berurusan dengan produksi dan departemen yang berorientasi penyediaan pengetahuan dan keterampilan khusus
3) Struktur dan peran ditandai oleh perbedaan yang jelas antara golongan pejabat dan golongan buruh
4) Seperangkat jabatan menjadi bawahan seperangkat jabatan lainnya dan menjadi atasan seperangkat jabatan lainnya.
5) Setiap peran, posisisi wewenang dan departemen diatur oleh seperangkat aturan yang menentukan kewajiban, hak, posisi dalam industri, sanksi, imbalan dan kriteria untuk masuk/ keluar peran.
6) Setiap posisi staf dan dalam manajemen menuntut pengeta-huan spesialis
7) Setiap posisi diduduki oleh mereka yang memiliki wewenang yang pantas.
8) Mereka yang menduduki posisi tidak mempunyai hak milik secara langsung atas posisi atau barang-barang yang menyertai jabatan itu.

 Variasi dalam Ciri-ciri Khas Birokrasi Industri
1) Variasi dapat terjadi karena perbedaan waktu, tingkat keuntungan yang diinginkan, dan jenis produk dihasilkan.
2) Sitem teknik industri mempunyai pengaruh penting pada bentuk organisasi industri.
3) Tingkat tingkat ketidaksesuaian antara kapasitas manusia dan organisasi akan mempengaruhi semua aspek organisasi.
4) Variasi-variasi dalam “hubungan ekstrem”. Organisasi dipengaruhi akibat dari tekanan luar (Takanan pasar, organisasi buruh, tekanan pemerintah)
5) Faktor besarnya organisasi juga harus dipertimbangkan dalam membuat variasi dalam struktur organisasi.
6) Variasi organisasi industri timbul dari dalam organisasi sendiri, atau dari kodrat birokrasi.
7) Organisasi Industri bisa bervariasi dipandang dari segi pilihan, prasangka, minat dan sikap manajemen.

B. Eksekutif Dalam Birokrasi Industri
C. Golongan Menengah Birokrasi Industri
D. Peran Buruh : Produksi Industri dan Peran Buruh
E. Peran Buruh : Hubungan Sosial di Tempat Kerja

Eksekutif Dalam Birokrasi Industri
Mengelola atau Memimpin Pengoperasian Industri
Citra eksekutif dinamis: - Menyuruh pekerjaan dilaksanakan (Salah) - Mengatur segalanya Kenyataan

Seorang Eksekutif :
 - Seorang ahli strategi dan seorang diplomat
 - Seorang pemrakarsa daripada pelaksana
 - Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan peristiwa
 - Pusat komunikasi organisasi
 - Bertugas untuk menjamin keseimbangan organisasi

Sub fungsi eksekutif dalam mengelola/memimpin organisasi
1) Membentuk Organisasi Industri - membuat organisasi bergerak - memprakasai kegiatan dengan menentukan tujuan - menentukan garis besar strategi organisasi - menentukan skema skema organisasi
2) Mendapatkan Tipe Personalia yang Tepat Mengisi peran organisasi dengan personalia yang tepat - personalia yang mempunyai keterampilan teknik - personalia harus loyal, mempunyai tanggung jawab
3) Mendapatkan/mengatur Jasa-jasa yang Esensial
 a. Metoda insentif : - Menambah kepuasan/mengurangi ketidakpuasan - Memberikan kemungkinan untuk memperoleh status
 b. Metode persuasif : - Menggunakan paksaan atau ancaman - Menggunakan propaganda persuasif - Menanamkan sikap loyalitas dan rasa tanggung jawab. 

Tiga Aspek Struktural Peran Eksekutif
A. Bagaimana cara Mendapatkan Peran Eksekutif = Peran eksekutif didapatlkan memalui prestasi - Kualitas khusus - Persaingan serta usaha individual = Ditentukan faaktor umur, jenis kelamin, kekerabatan atau kedudukan sosial = Eksekutif kecendrungan mengangkat yang mempunyai pandangan dan ideologi yang sama = Kesempatan dipengaruhi oleh tingkat birokrasi organisasi
 B. Batas-batas Peran Eksekutif Peran eksekutif sifatnya relatif luwes (fleksible), yakni dapat dapat diperluas dan tersebar : - Dapat direntangkan/dipersempit sesuai pemegang peran - Mudah berubah sesuai perkembangan perusahaan - Adanya tekanan-tekanan yang menyebabkan perubahan - Peran tersebar karena berurusan dengan aneka ragam tugas
 C. Norma-norma yang Menentukan Peran Eksekutif Norma yang ideal menentukan tindakan eksekutif industri ditandai oleh universalisme dan kenetralan emosi. • Idealnya, peran eksekutif ditentukan oleh berbagai jenis nilai-nilai universal. - Undang-undang ekstern yang impersonal - Loyalitas impersonal kepada tujuan umum organisasi - Pertimbanagan ras, jenis kelamin, umur, kekerabatan tidak relevan - Barnard : demi kebaikan organisasi secara keseluruhan • Peran eksekutif juga ditandai oleh kenetralan emosional 

TUJUAN UMUM PERAN EKSEKUTIF
1. Gaji Segi yang menyolok dari peran eksekutif adalah imbalan gaji yang besar sebagai simbol prestis sosial dengan posisi kelas sosial
2. Prestasi Dalam masyarakat rasa berprestasi dan melakukan hal-hal yang sangat penting didapatkan dari peran eksekutif
3. Status - Status di sini berarti juga prestis atau penghargaan. - Jabatan merupakan sumber status yang terpenting - Status dilambangkan oleh gelarnya
4. Kekuasaan Kekuasaan melekat pada peran eksekutif sebagaimana halnya dalam peran pemimpin
5. Kebebasan Eksekutif bebas dalam arti tidak terikat pada suatu mesin, meja atau ruangan.

Kepribadian Eksekutif yang Berhasil
• Disiplin diri yang kuat
• Memikul tanggung jawab dan mampu mengutamakan tujuan-tujuan karir daripada kesenangan pribadi
• Terus menerus mengontrol diri secara emosional & intelektual
• Ambisi dan dorongan yang kuat untuk maju, untuk berprestasi dan untuk berhasil
• Memiliki rasa percaya diri yang besar.
• Terampil menangani orang.
• Menyesuaikan diri dengan berbagai kepribadian
• Mampu mengorganisir dan mengarahkan orang lain.
• Memiliki inteligensi, pandangan jauh ke depan.

 GOLONGAN MENENGAH BIROKRASI INDUSTRI
 A. SPESIALISASI
Fungsi : untuk membawa pengetahuan dan kompetisi spesialisasi sehubungan dengan suatu aspek industri dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi

Struktur peran :
1. Sampai tingkat tertentu si spesialis ini adalah seorang profesional
2. Spesialisasi itu juga adalah anggota organisasi
3. Spesialisasi bisa terdapat dalam setiap bagian organisasi
4. Pola-pola tertentu cendrung berkembang antara spesialisasi dan bagian-bagian lain yang berada di bawah manajemen puncak

Ketegangan dalam peran Spesialisasi
1. Pada umumnya spesialisasi tidak banyak mengerti tentang masalah bisnis, manajemen puncak tidak mudah mengerti pandangan spesialis.
2. Kecendrungan organisasi lini untuk menafsirkan nasehat seorang ahli mengancam atau merendahkan martabatnya.
3. Kebiasaan kerja yang berbeda antara personalia lini : - Ikhtiar individu dan kesempurnaan dalam kerja - Tidak begitu senang pada hubungan atasan-bawahan yang ketat yang terdapat dalam lini.
4. Organisasi lini mencurigai spesialisasi memberi informasi negatif kepada manajemen
5. Perbedaan dalam ciri khas sosial, latar belakang dan pendidikan antara orang spesialis dengan orang lini
6. Perselisihan dengan buruh karena ketidakcocokan antara keinginan spesialisasi untuk mengelola produksi berdasarkan hasil analisanya.
7. Perbedaan motivasi spesialisasi secara profesional, namun sedikit yang dihargai profesionalnya.

B. PEGAWAI KANTOR
• Sulit digolongkan apakah termasuk organisasi staf atau lini
• Dalam keadaan tertentu mirip dengan buruh, namun pegawai kantor juga manajemen.

Perkembangan Kantor Modern :
1. Kantor modern merupakan hasil perkembangan industri besar
2. Kecendrungan untuk mengkonsentrasikan kantor yang banyak jumlahnya yang berkembang dalam berbagai tingkat industri.
3. Meningkatnya penggunaan peralatan kantor.

Perubahan dalam Peran Pegawai Kantor :
1. Bertambah pentingnya manajer kantor.
2. Dalam kantor modern ada kecendrungan untuk memasukkan sekretaris pribadi ke posisi manajemen.
3. Pekerjaan yang relatif ringan dengan menggunakan peralatan.
4. Rasionalisasi dan mekanisasi kantor menentukan hubungan sosial antar karyawan kantor.
5. Gaji pegawai kantor relatif rendah daripada gaji karyawan terampil
6. Status merupakan motif yang sangat kuat bagi banyak pegawai kantor.

Ketegangan dalam peran Pegawai Kantor
1. Gajinya relatif rendah.
2. Ancaman penggangguran karena gerakan mekanisasi dan rasionalisasi.
3. Ancaman terhadap posisi statusnya, keterampilan pegawai kantor bukanlah sesuatu yang langka.
4. Para buruh melalui serikat buruh telah dapat meningkatkan statusnya.

C. MANDOR
• Suatu posisi yang tidak mudah mengkategorikan sebagai manajemen atau buruh. Merupakan kombinasi dari peran pengrajin master, perencana produksi, pegawai bagian keuangan, direktur personalia dan peran administrator.
• Perubahan peran dengan bertambah besarnya industri, mekani-sasi, spesialisasi, rasionalisasi dan munculnya serikat pekerja.
• Melaksanakan perintah manajemen dalam bidang yang ditentukan dan dibatasi : Mandor sebagai alat manajemen daripada bagian manajemen.
• Peran mandor merupakan peningkatan status bagi buruh.

Persyaratan Mandor :
1. Mengetahui tentang mesin yang digunakan
2. Mengetahui sistem upah dan bonus
3. Mengetahui sistem kerja departemen yang terkait.
4. Tahu cara mengerjakan pekerjaan dalam departemennya.
5. Mampu “membuat produksi” dengan cara efisien

Perubahan dalam Peran Mandor:
1. Berkembangnya kebutuhan akan seperangkat keterampilan baru.
2. Berkoordinasi dengan mandor-mandor lain, para spesialis, para asisten mandor dan wakil serikat buruh.
3. Mengembangkan keterampilan baru dalam berhubungan dengan para buruh dan manajemen.
4. Wewenang diperlemah oleh serikat buruh dan ahli teknik

Kecendrungan Memilih Mandor :
1. Mempunyai keterampilan teknis
2. Prestasi produksi
3. Kesetiaan pada pekerjaan
4. Mempuanya kualitas kepribadian
5. Kemampuan bergaul yang baik dengan orang lain.
6. Mempunyai pendidikan khusus, baik keterampilan teknik maupun sosial

INDUSTRI DAN KELUARGA
Industrialisme merubah bentuk keluarga :
I. Industri memutuskan pertalian keluarga dengan tanah
• Mengisi kota degan buruh yang tidak mempunyai tanah
• Tergantung sepenuhnya kepada pabrik untuk menghidupinya
• industrialisme membutuhkan populasi yang mobil (secara sosial maupun gegrafis)
II. Industrialisme bertentangan dengan hubungan keluarga tradisional
• Industri menggunakan tenaga kerja ayah, ibu, remaja dan anak-anak dengan kedudukan yang sama.
• Industrilisme tidak tertarik pada perbedaan status dan wewenang dalam keluarga tradisional
• Industrialisme memisahkan tempat kerja dari tempat kehidupan keluarga.
• Industrialisme menghentikan kesinambungan keluarga tradisional
III. Industrialisme menghancurkan keluarga luar
• Keluarga luar sering menjadi terpencar-pencar
• Ikatan antara sanak famili menjadi renggang
• Pelemahan keluarga luar ini juga akan melemahkan keluarga kecil di dalamnya.
IV. Industrialisme merubah secara radikal lingkungan fisik keluarga.
• Rumah bewrubah dari pedalaman ke kota
 • Ruangan hidup sangat sempit dan tidak menyenangkan
• Rumah hanya digunakan untuk tempat tidur.

Bentuk Umum Keluarga Industri-Kota
1. Dibentuk oleh kebutuhan-kebutuhan industrialisme
 • Keterpencilan dari keluarga yang lain
• Kebanyakan famili di luar keluarga langsung dianggap sama
2. Kelarga berdasarkan keluarga suami-istri
• Bukan lagi berdarkan pada harta milik, tempat, tanah.
• Keberhasilan atau kegagalan tergantung kepada kecocokan suami-istri
3. Munculnya jenis-jenis peran tertentu
• Persamaan derajat (suami-istri) dalam peran.
• Anak bukan lagi dianggap sebagai harta kekayaan
• Berkurangnya jumlah anak, sehingga mendapat perhatian besar
• Masa kanak-kanak merupakan kebudayaan sekolah
• Anak mempunyai kesempatan untuk muncul sebagai individu.
4. Terpisahnya tempat kerja dan rumah
• Meninggal keluarga setiap harinya.
• Apa yang dikerjakan tidak dimengerti bagi keluarganya
• Ayah sulit dijadikan sebagai panutan bagi putranya.
5. Fungsi keluarga berubah secara drastis
• Keluarga bukan lagi unit ekonomi utama dalam masyarakat
• Di bidang ekonomi, keluarga berfungsi terutama sebagai unit konsumsi dan untuk memotivasi kegiatan ekonomi.
• Fungsi religius, rekreasi, dan pendidikan disediakan lembaga-lemabaga lain

Keluarga yang Dipengaruhi Industri dan Aspek-aspek Kehidupan
Keluarga Pengaruh langsung industri pada keluarga terjalin dengan struktur jabatan industri
1. Jabatan tertentu yang dimiliki seseorang dalam industri menen-tukan aspek kehidupan keluarga
• Jabatan menentukan jumlah penghasilan yang menjadi sandaran hidup keluarga.
• Jabatan menentukan jumlah waktu sisa untuk keluarga
• Jabatan menciptakan rasa tertekan, bisa terbawa ke kehidupan keluarga.
• Sikap dan nilai-nilai tertentu diciptakan oleh pengalaman jabatan.
2. Jabatan menentukan posisi kelas dan status, terasa banyak pengaruh tidak langsung pada kehidupan keluarga
• Kelas dan kelompok status merupakan sub kultur di masyarakat
 • Keluarga merupakan anggota kelas atau kelompok status tertentu menentukan banyak ciri-ciri struktural dan fungsional keluarga tersebut

 INDUSTRI DAN KOMUNITAS
• Industri berada dalam matriks sosial yang disebut komunitas dan masyarakat,
• Industri dan masayarakat terus menurus saling mempangaruhi dengan berbagai cara,  Industri mencerminkan karakter komunitas dimana industri itu berada,  Komunitas merasakan secara langsung efek dari apa yang terjadi dalam industri.
• Inndustri sampai tingkat tertentu mencerminkan karakteritas komunitas
• Industri secara sengajamempengaruhi masyakat melalui pendapat umum atau politikus dan perundang-undangan Koeksistensi antara industri dan komunitas
• Kebutuhan industri akan tenaga kerja yang dapat diandalkan
• Komunitas menjadi pasar yang besar bagi produk industri
 • Industri membutuhkan komunitas sebagai sumber jasa khusus

Variasi Komunitas Industri
 Variasi dalam asal usulnya
 Komunitas sejak awal komunitas industri,
  Komunitas awalnya kota yang industrinya berkembang.
  Variasiri masalah besarnya
 Komunitas kamp, kota kecil sampai menengah,
  Komunitas kota besar samapai metropolitan.
  Variasi dalam kemandirian komunitas
 Komunitas yang berada di pusat industri (besar) dengan fasilitas lengkap
  Komunitas di darah pinggiran industrinya.
  Variasi dalam jenis industri
 Komunitas yang berada dalam berbagai jenis industri
  Komunitas dengan industri tertentu,
  Komunitas dengan industri menggunakan teknologi
  Variasi dalam sifat struktur kekuasaan
 Kota yang sepenuhnya didominasi perusahaan atau didominasi manajemen
 Kota dimiliki oleh perusahaan dengan berbagai organisasi, kelompok atau lembaga lain
 Kekuasaan manajemen terbagi dianatara berbagai industri yang saling bersaing,
  Variasi Pertumbuhan Industri
 Kota mati, kota yang merosot dengan cepat, akibat hilangnya industri
 Kota meledak, kota yang masuknya industri secara pesat karena adanya potensi yang baru muncul di suatu tempat
 Perubahan kota karena berbahnya industri (ada industri yang menghilang dan ada industri lain yang tumbuh) Individu dan Komuditas
 Individu salah satu yang terpenting dalam komunitas

 Komuditas Industri-Kota
 Memiliki struktur dan fungsi yang khas dan cara-cara yang khas
 Ditandai dengan banyaknya perbedaan
  Terdiri dari berbagai kelompok, kelas, kebangsaan, ras, agama, lingkungan, golongan dan perkumpulan 
 Peran yang satu dengan peran yang lainnya dibedakan dengan tegas
  Hubungan sosial bersifat segmental,
  Kontak sosial dalam komunitas terutama berdasarkan kemanfaatan,
  Individu berinteraksi untuk tujuan-tujuan pribadi,
  Orang lain dinilai berdasarkan peran dan kapasitasnya
  Memiliki sedikit saja nilai-nilai dan ketentuan bersama,
  Toleransi terhadap penyimpangan dan pembaharuan
  Simbol-simbol tatanan sosial adalah polisi, pengadilan dan hukum,
  Semangat kewargaan, rasa bangga dalam komunitas, loyalitas kepada komunitas, tanggung jawab terhadap kesejahteraan semuanya menjadi sangat lemah

 INDUSTRI DAN STARTIFIKASI SOSIAL
 Stratifikasi Sosial: adalah pembagian kelompok sosial menjadi tingkatan-tingkatan atau strata yang disatukan oleh atribut atau ciri-ciri umum.
 Stratifikasi sosial dalam masyarakat industri modern, memiliki dua bentuk utama, yaitu kelas dan status.
  Kelas umumnya didasarkan atas posisi ekonomi dalam masyarakat, tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari atau tidak.
  Status sosial tidak menggambarkan pembagian posisi dalam masyarakat, tapi menunjukkan tingkat posisi seseorang di dalam masyarakat
 Sistem stratifikasi mengabaikan lembaga, organisasi, suku, ras, komunitas atau wilayah geogrtafis.
 Industri dapat mempengaruhi sistem startifikasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Teori stratifikasi berdasarkan 3 postulat :
• Imbalan yang tidak sama dikaitkan dengan perbedaan posisi penyebab mobilitas individu untuk mendapatkan posisi tertentu.
 • Eksistensi dan operasi keluarga adalah penyebab timbulnya status.
 • Terbatasnya tenaga-tenaga bermutu menyebabkan timbulnya stratifikasi

Kriteria Stratifikasi:
• Berdasarkan kepentingan yang berbeda, kesempatan yang berbeda atau hubungan yang berbeda dengan pasar dari para anggotanya
• Berdasarkan perbedaan prestis, penghargaan, atau kehormatan sosial yang diberikan kepada anggotanya. Industri dan sistem kelas  Kelas menengah:
 • Tenaga profesional dan semi profesional,
 • Pemilik, manejer dan pejabat
 • Pekerja tata usaha dan pekerja keluarga
 • Pekerja bagian penjualan  Kelas pekerja:
 • Tukang, mandor dan pekerja keluarga,
 • Pekerja terampil dan pekerja keluarga
• Pekerja jasa untuk rumah tangga
• Pekerja jasa bukan untuk rumah tangga
 • Buruh Industri dan sistem status
• Jabatan dalam suatu industri adalah salah satu dasar status tertentu dalam komunitas.
 • Suatu peran mendapatkan prestis sesuai dengan pendapatan dan pendidikan
• Pemilik industri mempunyai status yang tertinggi, Industri dan mobilitas sosial Mobilitas di tingkat Pimpinan Puncak  Para pemilik atau manejer cendrung berasal dari starata jabatan yang sama atau berkaitan erat.  Sejumlah besar pimpinan perusahaan berasal dari bagian atas kelas pekerja  Ada sejumlah kecil dari posisi pimpinan puncak yang berasal dari kelas bawah (putra anak seorang) Mobilitas di tingkat Pimpinan Puncak  Kecendrungan kelas buruh cendrung berkurang, adanya mobilitas ke jabatan kelas menengah.  Sejumlah besar kelas buruh tidak cekatan, mereka cendrung tetap berada dalam kelas semula.  Sebagian elas buruh cekatan, mereka cendrung bergerak ke kelas menengah. Kesadaran akan kelas dan status. Pekerja industri kebanyakan tidak sadar akan kelas dan status. Kebanyakan menganggap diri mereka kelas menengah.

Memisahkan posisi status pekerjaan dengan kuminats :
• Kecendrungan atau upaya seseorang untuk meninggalkan semua atributnya saat memasuki masyarakat.
 • Jam kerja yang relatif pendek .
 • Adanya anggapan bahwa waktu selepas jam kerja adalah sentral dari segala kegiatan dalam kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar